Saturday, November 10, 2012 | 3:49:00 AM | 0 Atasinchi
“Kita mengerjakan tugas kelompok hari Sabtu saja, soalnya aku tidak ingin melewatkan film kesayanganku di televisi hari Minggu nanti,” ujar Shanti.
“Tapi, kemarin kan, kita semua sudah sepakat akan belajar kelompok pada hari Minggu, Shan,” sahut Fitri.
“Iya, tapi waktu itu aku belum tahu kalau film kesayanganku itu akan diputar pada hari Minggu,” Shanti membela diri.
“Kamu tidak boleh egois begitu dong, Shan! Masa, kamu mengorbankan tugas kelompok dan mengubah kesepakatan hanya karena ingin menonton film, sih?” kata Regina sebal.
“Aku nggak peduli! Pokoknya, aku nggak mau mengerjakan tugas kelompok itu pada hari Minggu,” jawab Shanti memaksa.
Girls, dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita tidak bisa menghindari sikap egois atau mementingkan diri sendiri, baik itu kepada teman, kakak, adik, atau pun orangtua. Bersikap egois berarti kita mendahulukan semua kepentingan kita sendiri, dan mengabaikan kepentingan orang lain.
Sebenarnya, tidak selamanya sikap egois itu jelek. Namun, seringkali kita tidak bisa menempatkan diri, kapan harus bersikap egois, dan kapan tidak boleh bersikap egois. Dalam keadaan tertentu, sikap egois memang diperlukan. Misalnya saja, pada saat ulangan, kita menjadi egois karena dilarang bekerja sama dengan teman sebangku alias saling memberi sontekan.
Lain halnya bila kejadiannya seperti kisah Shanti di atas. Sikap seperti Shanti yang memaksakan kehendak kepada teman-temannya itulah yang mesti kita hindari. Jika kita terus-menerus bersikap seperti itu, selain merugikan orang lain, juga bisa merugikan diri sendiri. Sebab, teman-teman kita tentu enggan berteman lagi dengan kita. Bila kita selalu ingin menang sendiri, akibatnya kita pun bisa dikucilkan. Ya, sikap egois itu menyebalkan, dan siapa sih, yang mau berteman dengan orang yang menyebalkan?
Cr : girls.kidnesia.com